Share's zone
Dari hati ke hati
Selasa, 02 April 2019
Semangat Menulis Gadis Penderita Leukimia
Hai Sobat, jumpa lagi dengan saya setelah berpisah cukup lama. Eaaak... Bagaimana kabar kalian, Sob? Moga baik ya?
Seperti postingan yang sebelumnya, blog ini membahas tentang kepenulisan. Kali ini adalah motivasi menulis dari seorang remaja yang menderita leukimia atau kanker darah.
Sobat mungkin sudah sering mendengar tentang penyakit ini. Leukimia atau kanker darah adalah kondisi di mana tubuh memproduksi sel darah putih lebih banyak dari normal sehingga mengganggu fungsi tubuh dalam melawan infeksi. Penyakit leukemia menjadi berbahaya karena jumlah sel darah putih yang sangat banyak dalam aliran darah dan sumsum tulang bisa membuat sel-sel darah lainnya terganggu proses pembuatannya. Akibatnya, sel-sel darah putih dan sel darah lainnya tidak mampu berfungsi sebagaimana seharusnya. Perlu diketahui, orang-orang pengidap penyakit leukemia rentan terhadap memar, perdarahan, dan infeksi.
Tapi kali ini kita tidak akan membahas tentang penyakit tersebut, melainkan semangat seorang remaja putri yang menderita leukimia. Gadis itu biasa dipanggil Mentari. Hal ini berawal saat ia berusia 3 tahun.
Sumber : bukalapak.com
Saat itu ia dan kedua orang tuanya pergi berlibur ke pantai. Ia berlarian di pasir dengan riang gembira. Namun tiba-tiba kakinya tersandung dan ia pun terjatuh. Kepalanya terbentur batu dengan cukup keras. Meskipun ia tidak mengalami pendarahan, tetapi ada kelainan pada otaknya. Mentari yang sebelumnya normal menjadi bisu, buta, dan tuli. Ia menjadi kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Tubuhnya seperti terkekang oleh tembok besar.
Berhari-hari tubuhnya mengalami demam tinggi, hingga kejang-kejang. Kedua orangtuanya sangat cemas dan langsung membawanya ke dokter. Dokter bilang hanya demam biasa. Tetapi tubuhnya tidak berangsur sembuh, justru semakin lemas dan nafsu makannya menurun. Keadaan itu berangsung selama 1 bulan. Lalu Mentari menjalani kehidupan seperti biasanya dengan berbagai macam terapi, termasuk dokter psikolog.
Saat itu Mentari berusia 4 tahun. Ia berlarian di taman ditemani oleh Bundanya. Namun tiba-tiba ia memegangi kepalanya, lalu bunda memangkunya. Tiba -tiba cairan merah kental keluar dari hidungnya. Bunda panik dan langsung membawa Mentari ke dokter. Berdasarkan wawancara kami, Mentari sering mengalaminya berkali-kali. Hingga suatu saat ayah dan bunda membawanya ke dokter. Dokter memvonis bahwa Mentari menderita Leukimia limfoblastik akut atau kanker darah. Ayah dan bunda terkejut mendengarnya, tetapi mereka tetap berusaha untuk sabar dan tegar.
Seiring bertambahnya usia, Mentari tumbuh menjadi gadis cantik dengan kelainan di syaraf otak yang menyebabkan ia buta, bisu, dan tuli. Ditambah vonis leukimia dari dokter. Ia menjalani segala macam terapi, mulai dari obat-obatan, kemoteraphy, maupun perawatan psikologi.
Ia sering mengalami pendarahan di gusi dan hidungnya. Sakit kepala, memar, mudah lelah atau lemas. Hal itu cukup mengkhawatirkan kedua orang tuanya. Bagaimanapun juga ia adalah anak kecil yang sulit sekali untuk diberi minum obat apalagi dibawa ke rumah sakit. Akhirnya, terapi dilakukan di rumah.
Ia sering membanting barang-barang disekitarnya, mungkin karena kesakitan. Atau mungkin karena sulit berkomunikasi dengan kedua orang tuanya. Tetapi, ia adalah gadis yang cerdas. Karena ia sering mengungkapkan emosinya dengan cara yang unik.
Singkat cerita, Mentari tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan cerdas dengan segala kekurangannya. Meskipun penyakitnya belum sembuh, tapi ia semangat untuk terus menjalani kehidupannya yang indah.
Kedua orang tuanya mendatangkan guru khusus untuk mengajarkan Mentari belajar. Dengan mode belajar yang menarik, ia mengungkapkan emosinya melalui tulisan. Awalnya, ia belajar huruf brainly hingga berangsur mengenal baca dan tulis. Dengan sabar guru dan kedua orang tuanya mengajarinya. Ia berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang ia ciptakan sendiri.
Orang tuanya juga mengajarkan kepada Mentari untuk beribadah dan memohon kepada Allah untuk diberikan kesembuhan dan kesabaran. Semoga orang tuanya selalu diberi kesabaran dan ketabahan dalam merawatnya.
Setiap bulan Mentari harus diantar ke dokter untuk melakukan pengobatan. Teraphy mulai dari pengobatan dokter, maupun alternatif dijalaninya dengan sabar. Hal itu membuatnya bersemangat dengan segala keterbatasannya. Ia juga berlatih untuk berbicara, meskipun kesulitan.
Dengan fasilitas yang diberikan oleh ayah dan bundanya, Mentari menuliskan kisahnya di blog. Ia memiliki kelebihan dalam sastra dan teknologi. Ia bercita-cita untuk menjadi ahli teknologi. Ia ingin membahagiakan kedua orang tuanya yang telah sabar merawatnya hingga sekarang. Ia selalu berdo'a dan memohon kepada Allah supaya selalu melindunginya dan kedua orang tuanya. "Moga Allah selalu melindungi ayah dan bunda, juga Mentari. Ya Allah, tolong buatkan syurga untuk kami kelak, Amin.", katanya dalam bahasa isyarat.
Oke, Sobat sekian kisah dari Mentari. Semangatnya dalam menghadapi penyakit kanker darah perlu kita teladani. Juga semangatnya dalam belajar, menulis, dan menggapai cita-citanya.
Sekian dan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Senin, 30 April 2018
7 Cara Jinakkan Rasa Malas Saat Menulis
Suatu hari Dani bertemu dengan Ali saat dia sedang ngopi di warung. Dani ingin sekali menanyakan perihal kenapa di blog Ali tidak ada artikel baru lagi.
"Nggak nulis lagi, bro?"
"Iya, lagi males aja."
Dari cerita singkat diatas, saya terinspirasi untuk menulis artikel ini. Alasan klasik yang seringkali menghambat seseorang menyelesaikan tulisannya atau bahkan untuk menulis, yaitu MALAS. Rasa malas ini jika dibiarkan terus menerus bisa berbahaya, Sobat. Bisa jadi aktivitas Sobat terganggu gara-gara malas untuk menulis. Seperti contoh diatas, seorang blogger malas untuk menulis artikel baru di blognya. Jika itu dibiarkan, bisa jadi pengunjungnya akan bosan dengan artikel yang itu-itu saja. Jika tetap dibiarkan lagi, blognya akan benar-benar ditinggalkan pengunjung. Bukankah ini sangat merugikan bagi dirinya dan juga orang lain?
Maka dari itu, kita harus atasi dahulu akar masalahnya, yaitu MALAS. Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak malas dan tetap memiliki semangat menulis? Ini dia 7 cara yang akan menjawab permasalahan yang mungkin saya ataupun Sobat alami.
1. Tentukan tujuan
Tentukan visi dan misi yang jelas saat Sobat hendak menulis. Visi dan misi atau motivasi yang kecil akan cepat membuat semangat menulis kita menurun atau bahkan hilang. Maka dari itu, hendaknya kita buat motivasi dan tujuan yang kuat mengapa kita ingin menulis.
Contohnya, 'Aku mau jadi penulis hebat seperti J.K. Rowling'. 'Aku harus bisa nulis, biar bisa nerbitin buku terus aku bagiin ke anak-anak jalanan'.
Tujuan yang kuat akan selalu membangkitkan semangat kita saat kita mulai malas untuk menulis.
2. Sedikit tapi rutin.
Lebih baik menulis selama 10 menit dalam sehari, daripada 70 menit sekali dalam seminggu.
Rutinitas menulis akan membuat kita merasa ada sesuatu yang hilang jika satu hari saja kita tidak melakukannya.
Rutinitas itu membuat kita seperti mewajibkan diri sendiri untuk melaksanakan rutinitas tersebut. Saat kita rutin menulis setiap hari, maka rasa malas itu akan menghilang oleh rasa wajib menulis yang tumbuh dengan sendirinya dari dalam diri kita.
3. Terus Menulis.
Saat saya menulis artikel ini, saya pun sedang malas. Malas sangat berbahaya, karena ide yang awalnya banyak bermunculan dalam otak akan menguap begitu saja. Tapi, saya terus menulis artikel ini, kalau tidak mana mungkin Sobat baca artikel ini sekarang.
Malas sama dengan mengeluh. Mengapa sama? Karena dua-duanya semakin membuat kita merasa berat untuk melakukan sesuatu. Saat kita berhenti mengeluh, maka rasa berat itu akan berangsur menghilang. Begitupun dengan menulis, saat kita terus menulis dan berhenti mengeluh, maka rasa malas itu perlahan juga akan menghilang.
4. Refreshing.
'Semuanya udah saya lakukan, tapi kenapa tetap malas, ya?'
Ketiga cara diatas sudah Sobat lakukan? Tapi tetap aja malas? Tenang, mungkin otak Sobat sudah lelah. Hentikan aktivitas menulis sejenak, lalu refreshing.
Refreshing nggak harus ngeluarin duit, kok. Sobat bisa aja keluar rumah sebentar, terus jalan-jalan atau main ke rumah teman. Yang terpenting otak kita sudah fresh.
Sobat juga bisa coba untuk menulis di taman, tepi sungai, atau tempat-tempat yang sejuk dan bisa membuat otak kita tetap fresh.
5. Jangan lupa istirahat.
Ini juga bahaya. Jangan sampai menulis hingga lupa waktu. Menulis terus, sampai-sampai tidur hanya sejam sehari. Otak dan fisik kita itu seperti komputer, sama-sama butuh istirahat. Komputer saja bisa rusak kalau digunakan terus menerus tanpa istirahat, apalagi otak yang menghabiskan banyak daya karena terus digunakan untuk berpikir.
'Kenapa harus istirahat solusinya?'
Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard University membuktikan bahwa manusia akan memiliki otak yang lebih kuat ingatannya jika mendapatkan tidur yang cukup di malam hari. Hal itu membuktikan bahwa istirahat memiliki manfaat yang besar bagi konsentrasi otak kita. Rasa malas sering datang saat kita harus menulis, tapi otak dan tubuh kita lelah. Maka dari itu, supaya tidak malas kita harus cukup istirahat.
6. Mulai menulis di pagi hari.
Setelah istirahat otak kita akan memiliki daya konsentrasi yang masih cukup tinggi. Jadi, kita harus gunakan konsentrasi itu semaksimal mungkin untuk menulis. Jangan sampai rasa malas itu terburu datang dan kita belum sempat menulis apapun.
Hasilnya juga akan lebih baik dibandingkan saat kita mengerjakannya di siang hari. Karena saat siang hari otak kita sudah banyak terpakai dan lelah.
7. Apresiasi.
Terkadang penghargaan bisa menambah semangat kita dalam melakukan sesuatu. Ini juga berlaku saat kita menulis. Bayangkan, Sobat menulis beribu-ribu tulisan tapi akhirnya hanya jadi tumpukan dokumen saja.
Mulailah untuk menunjukkan karya Sobat kepada orang lain, seperti mengikutkannya dalam lomba, menerbitkannya menjadi sebuah buku, atau bahkan membagikannya percuma dalam rangka sedekah.
'Terimakasih. Tulisannya bagus.'
Sederhana, bukan? Tapi kata-kata itu ampuh meningkatkan semangat menulis dan menghilangkan rasa malas.
8. Sobat bisa tambahkan sendiri di kolom komentar.
Jadi, bagaimana? Apa Sobat siap memberantas rasa malas?
Minggu, 10 Desember 2017
Move On, Why Not?
Selamat datang di Izzah-rahma Blog. Sobat, menindaklanjuti postingan sebelumnya tentang kriteria orang yang belum move on dari masa lalu. Tentunya di dunia ini semua tercipta berpasangan 'bukan? Penyakit ada obatnya, sehat ada sakitnya, lapar ada kenyangnya, begitupun dengan masalah yang pasti ada solusinya.
Kali ini, kita akan membahas bagaimana cara mengatasi hal itu. Kalau di dunia ini ada masalah, yaitu susah move on dari masa lalu, maka solusi mengatasinya pasti juga ada 'kan, Sob? So, pasti.
Oke, pada kenyataannya memang tidak mudah untuk move on, karena mungkin sudah menjadi pengalaman pribadi, ya! (Curhat, ya?) Tapi, lagi-lagi jangan khawatir, asalkan kita punya kemauan keras untuk melakukannya. Mau itu masa lalu baik ataupun buruk, mau itu masa lalu dengan orang paling istimewa atau justru orang paling menyebalkan, intinya kita harus punya kemauan. Kemauan untuk move on! Kemauan untuk hijrah menjadi yang lebih baik lagi. Langsung saja disimak baik-baik, kita akan bahas bareng-bareng disini.
1. Memaafkan.
Memaafkan adalah permulaan dasar untuk move on. Mengapa? Karena dengan memaafkan, perlahan-lahan kita akan lupa dengan masa lalu itu. Mengapa lagi? Karena seperti halnya air yang akan terus mengalir jika tidak dibendung. Begitupun dengan masa lalu, akan hilang dengan sendirinya jika kita sudah tidak membendungnya di hati dan pikiran. Jadi, sudah siap untuk memaafkan?2. Berupaya untuk always positive thinking.
Hal kedua yang harus kita lakukan setelah kita memaafkan masa lalu adalah mengisi hari dengan hal-hal yang positif. Sayang kan kalau kita punya banyak potensi tapi tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin, hanya karena kesandung masa lalu. Hehe.Hal positif yang bagaimana?
Ya, misalnya kalau kita punya hobi menulis, kembangkangkan hobi itu. Siapa itu bisa jadi jalan bagi kita untuk sukses. Selain bisa move on, juga bisa sukses. Bagaimana, mau coba?
3. Berhenti mengasihani diri sendiri.
Hal ketiga ini juga sangat penting untuk mengontrol emosi kita. Semakin kita marah, semakin kita mengasihani diri, maka akan semakin sulit untuk berdamai dengan masa lalu. Jadi, kita harus sebisa mungkin untuk bersikap keras dengan diri kita. Jangan kita manjakan diri kita sendiri dengan tetap membiarkan masa lalu yang selalu membekas dan mengekang diri kita untuk bersikap bijaksana. Sebab, biasanya dengan mengasihani diri, kita akan ter4. Fokus untuk masa depan dan berbahagialah.
Mau disesali bagaimanapun juga, masa lalu tetaplah masa lalu. Tidak ada gunanya untuk diratapi, bukan? Waktunya bagi kita untuk fokus dengan masa depan kita. Karena apa? Masa lalu yang buruk bisa kita perbaiki dengan masa depan yang gemilang. Bukankah Allah melarang kita untuk terlalu bersedih dengan masalah duniawi? Sobat, saatnya kita bangkit dan berbuat untuk masa depan kita, karena masa depan yang baik tergantung dari seberapa keras usaha kita saat ini. Berbahagialah dengan proses menuju masadepan itu. Berbahagialah dengan apa yang sudah ada saat ini, karena bisa jadi itu tidak akan kita temukan di masa depan.5. Berdamai dengan masa lalu.
Kamis, 12 Oktober 2017
7 Kriteria Orang yang Belum Move On dari Masa Lalu
Selamat datang di Izzah-rahma Blog. Sobat, kali ini kita akan membahas sesuatu yang lazim banget kita alami selama hidup kita. Bahkan, tak ada satu orangpun yang tidak pernah mengalaminya. Apa itu? That's alright! MASA LALU.
Masa lalu itu tidak selamanya buruk, asalkan kita mau berdamai dengannya.
Loh, memangnya kita musuhan?
Yaps, walaupun nggak semua orang punya masalah dengan masa lalunya, tapi untuk spesies manusia yang hingga saat ini masih dendam dengan masa lalunya juga nggak sedikit, Sob. Masa lalu itu punya kedudukan tinggi, loh, dalam kehidupan kita. Buktinya, masa lalu itu masuk dalam kurikulum sekolah, lihat aja pelajaran sejarah. Pasti yang dibahas masa lalu semua.
Kata kakek saya, masa lalu itu menentukan masa depan seseorang. Kalau masa lalunya baik, insya Allah masa depannya juga baik. Nah, apa kalau masa lalunya kurang baik, masa depannya juga suram gitu? Ya, nggak-lah, Kek! Kali ini saya beda pendapat dengan kakek saya. Memang benar jika masa lalu itu menentukan masa depan kita, tapi untuk orang yang hebat, dia bisa belajar dari masa lau untuk membuat masa depan yang lebih cerah. Betul nggak, Sob?
Nah, bagaimana cara supaya masa depan kita lebih baik dari masa lalu? Atau dengan kata lain kita tidak menjadi orang yang merugi? Menurut guru agama saya, orang yang merugi adalah orang yang hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin. Nah, apakah kita termasuk orang yang merugi? Mari kita koreksi diri kita masing-masing. Berikut beberapa ciri orang yang belum bisa damai sama masa lalunya, atau orang yang merugi.
1. Orang yang selalu marah saat orang lain menyinggung sedikit masa lalunya.
Hello? Anda tersindir? Bodo amat. Jangan suka ke-ge-er-an saat orang lain sedang membicarakan hal yang sama dengan masa lalumu. Belum tentu, apa yang dia bicarakan itu ditujukan padamu. Bisa jadi, dia sedang membicarakan masalah temannya yang kebetulan sama denganmu. Jadi, kalau Sobat masih merasa tersinggung jika ada yang membicarakan masa lalu Sobat, itu tandanya kamu belum berdamai dengan masa lalu.2. Merasa bahwa hidupnya yang paling menderita.
Sobat, ada jutaan orang di muka bumi ini. Tidak hanya kita yang mengalami masalah, setiap manusia bernyawa pasti punya masalah. Jangan pernah kita merasa paling menderita, banyak orang di luar sana yang bahkan mungkin sangat jauh lebih menderita dari kita. Jadi, kita syukuri saja, skenario Sang Kuasa jauh lebih indah.3. Berkhayal untuk bisa kembali ke masa lalu.
Masa lalu, masa lalu. Terkadang kamu membuat manusia gila. Kalau pengen ke masa lalu, pinjam saja mesin waktunya Doraemon, kelar 'kan. Jangan sampai kita terlena dengan masa lalu, sampai-sampai berkhayal yang demikian. Memang bukan hal yang mustahil, tapi sangat sulit untuk dilakukan. Kalaupun Sobat kembali ke masa lalu, belum tentu masa depan yang Sobat impikan akan terjadi. Berkhayal tidak akan merubah apapun, tapi bangkitlah.
4. Ragu-ragu dalam melangkah dan mengambil keputusan.
Saat kita belum bisa berdamai dengan masa lalu, maka keraguan akan selalu membayangi hidup kita. Kita akan selalu ragu dalam memilih, takut akan mengalami kegagalan serupa. Sobat, kita memang boleh waspada, tapi alangkah baiknya jika hal itu tidak berlebihan. Terkadang rasa takut terhadap sesuatu, lebih menakutkan daripada sesuatu itu sendiri. Jadi, be positive, hilangkan semua fikiran negative!5. Tidak memiliki semangat hidup.
Terkadang masa lalu yang kurang baik membuat kita tidak bergairah dalam menjalani hidup ini. Seperti yang sudah kita bahas di point nomor 2 tadi, merasa dirinya paling menderita. Seolah hidup kita hanya sependek itu hanya untuk meratapi nasib. Sobat, masa depan masih panjang, masih banyak kesempatan lain yang jauh lebih berharga. Waktu yang tersedia saat ini harus kita gunakan semaksimal mungkin, supaya kita tidak menyesal di kemudian hari.6. Kehilangan jati diri.
Jika kita terus meratapi masa lalu, berarti kita tidak pernah berkembang dan hanya berdiam diri. Lama-kelamaan, kita akan kehilangan jati diri kita yang sesungguhnya. Kita akan lupa, bagaimana kita dahulu. Cepat atau lambat jika kita terus saja meratapi nasib tanpa berbuat apapun dan kehilangan jati diri sendiri, maka kita akan hilang dalam masyarakat dan dalam sejarah. Orang akan melupakan kita dan mungkin nanti anak cucu kita tidak pernah tahu bahwa kita ada.7. Fatal
Ya, ciri terakhir inilah yang paling berbahaya. Saat kita sudah benar-benar merasa putus asa dan kehilangan semangat hidup, satu-satunya yang terfikirkan adalah mengakhiri semuanya. Sobat, perlu kita ketahui bahwa masa lalu tak akan bisa diubah, tapi masa depan yang cerah selalu menanti kita. Jangan pernah kita akhiri hidup ini dengan cara yang sia-sia.Sobat, waktu berharga yang kita miliki ini sudah selayaknya kita syukuri 'bukan? Alangkah lebih baiknya jika kita bisa memanfaatkan waktu itu dengan sebaik mungkin. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-'Ashr: 1 yang berbunyi: "Demi masa" yang artinya waktu begitu berharga. So, be happy! Be spirit! Hidup masih panjang, Sob!
Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat. Maaf jika kurang berkenan di hati. Don't forget for wait the next post!
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sabtu, 08 Juli 2017
Apa yang bisa kita tulis dalam karya tulis?
Apa itu karya sastra?
'Dari Pengalaman Menjadi Pengamalan'
Jumat, 23 Juni 2017
Cara Menulis Yang Baik dan Benar
"Terus, gimana caranya nulis yang baik, mbak?"
1. Tulisan yang ditulis dengan hati.
"Nulis kok pakai hati, gimana, sih?"
2. Tulisan yang kalimatnya efektif dan tidak bertele-tele.
"Kalimat efektif itu bagaimana, sih?"
3. Tulisan yang baik selalu membawa pembaca larut di dalamnya.
1. Tulisan dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
2. Tulisan dengan struktur kalimat yang benar.
"Bagaimana struktur kalimat yang benar?"
3. Tulisan yang benar, pasti berasal dari sumber yang benar juga.
1.Tetapkan niat dalam hati.
2. Tentukan topik.
3. Carilah data pendukung.
"Apa itu data pendukung?"
4. Kembangkan topik menjadi paragraf yang menarik.
5. Merevisi tulisan kalian yang sudah jadi.
6. Menulislah sekarang.
7. Kalian tambahkan sendiri...
Selasa, 20 Juni 2017
7 Cara Mendapatkan Uang Dengan Menulis
"Menghasilkan apa, mbak?"
Menghasilkan uang dari menulis konten.
"Kalau masalah uangnya gimana, mbak?"
Mendapat uang dengan mengirim karya ke media.
Mendapat uang dari menulis naskah.
Mendapatkan uang dari editor.
Mendapatkan uang dari menulis buku.
Mendapat uang dari Ghostwriter.
"Ghost writer? Apa sih, mbak?"
"Apa nggak rugi, mbak?"
Mendapat uang dari nge-blog.
"Terus, susahnya dimana, mbak?"
Kalian tahu Mas Sugeng? Blogger yang sekarang sukses itu saja baru bisa menghasilkan dari blognya selama 2 tahun. Cukup lama 'bukan? Jadi, nge-blog itu butuh kesabaran ekstra dan konsisten.